Kabaremka | Pengamat energi sekaligus Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia Daymas Arangga, tidak yakin dengan efektifitas dengan rencana Pemerintah yang akan menjadikan Pertamax sebagai BBM bersubsidi untuk mengurangi polusi.
"Terkait pengurangan polusi, pemberian subsidi untuk BBM jenis Pertamax sebagai stimulus untuk masyarakat berpindah menggunakan bahan bakar dari RON 90 ke RON 92 kami rasa tidak terlalu signifikan, beberapa jurnal juga sudah ada yang membahas lebih detail terkait hal tersebut," kata Daymas kepada media, Rabu (30/8/2023).
Pemerintah merencang untuk lebih meningkatkan penggunaan Pertamax, karena Pertamax dengan kadar RON 92 dianggap telah terbukti memiliki emisi yang rendah. Berbeda dengan jenis Pertalite yang memiliki RON 90 yang selama ini umum dipakai di masyarakat.
Daymas mengatakan, jika pemerintah benar benar serius dalam menangani polusi udara, perlu adanya matrik-matrik berupa pendataan yang jelas terkait berapa jumlah emisi yang dihasilkan oleh semua sektor, baik itu energi, industri, transportasi ataupun sektor-sektor yang berpotensi menghasilkan emisi lainnya.
"Berangkat dari data tersebut, kita dapat melakukan mitigasi pengurangan dan pencegahan emisi yang dihasilkan oleh tiap sektor," ujarnya.
Baca Juga : Tips Cerdas Memulai Bisnis Makanan Camilan bagi Pemula
Emisi Pertamax Terbukti Lebih Ramah Lingkungan
Sebagaimana diberitakan sebelumya, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan bahwa kebijakan untuk memberi subsidi untuk Pertamax ini masih dalam pembahasan.
Dadan lebih lanjut menjelaskan, semakin tinggi nilai oktan atau research octane number (RON) yang terkandung di dalamnya, maka pembuangan emisinya akan lebih sedikit.
"Kan secara teknis makin tinggi angka oktan BBM, pembakarannya makin bagus. Kalau pembakaran makin bagus, emisi akan semakin sedikit. Jadi kita lagi lihat juga, apakah bisa dilakukan upaya untuk peningkatan angka oktan untuk bahan bakar," tuturnya.
Pertamax Jadi BBM Subsidi Masih Dalam Kajian
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menganjurkan penggunaan BBM ramah lingkungan guna mengurangi polusi udara. Hal ini sesuai dengan rencana Kementerian ESDM yang tengah mengkaji pembatasan penyaluran Pertalite (RON 90) dan pemberian subsidi Pertamax (RON 92).
Namun, Arifin Tasrif belum banyak memberi komentar terkait rencana pembatasan Pertalite dan subsidi Pertamax tersebut. Sebab rencana itu masih dilakukan kajian yang mendalam.
"Kita sedang lakukan pendalaman itu segera, supaya memang bisa diambil langkah menyediakan BBM yang ramah lingkungan. Kita juga mengacu pada pengalaman di tempat-tempat lain," ujar Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Senin (28/8/2023) malam. Saat ini ada tiga hal yang dianggap sebagai penyebab utama polusi udara di Jakarta. Pertama dari sektor transportasi, lalu kegiatan industri, dan pembuangan emisi dari sektor pembangkit listrik.
0 Comments: